Suasana hati

Rasanya ingin semudah menjentikkan jari dan bom semuanya berubah seketika

Rizky Rianto
3 min readFeb 15, 2024
Photo by Nik on Unsplash

Beberapa hari lalu aku merasa ada sesuatu yang salah pada diriku sendiri. Tentu aku menyadarinya. Tapi entah mengapa aku bahkan enggan untuk mengakuinya dan mencegahnya agar tidak keterusan. Sehingga merusak semua hari-hari yang beberapa minggu lalu aku susun untuk aku kerjakan. Bahkan membatasi ku dengan lingkungan sosialku sendiri.

Ini berawal dari “suasana hati” yang buruk beberapa hari ini. Agaknya membangun suasana hati untuk melakukan sesuatu entah itu yang disengaja atau tidak, rasanya seperti ketika bangun tidur dan kita masih teramat sayang dengan kasur. Enggan untuk beranjak melaksanakan aktivitas harian seperti biasa. Mungkin untuk beberapa orang hal itu mudah dilaksanakan lantaran sudah menjadi kebiasaan dan tertanam lama dalam otak bawah sadarnya. Sehingga mudah mengalir begitu saja. Namun, untuk beberapa orang masih juga menemukan kesulitan.

Setidaknya ada 3 hal yang ingin aku capai dalam tahun ini yang tidak bisa aku sebutkan. Dari tiga hal ini selain bertaruh dan berusaha untuk menyelesaikannya atau paling tidak melakukannya sedikit demi sedikit agar lebih mudah, sekaligus untuk membangun sebuah kebiasaan. Nyatanya tidak semudah yang dibayangkan. Membayangkan lebih mudah dibanding melakukannya. Misal, kita mudah membayangkan bahwa esok hari kita akan melakukan aktivitas A, aktivitas B, aktivitas C dan seterusnya. Membayangkan kita menyelesaikannya dengan mudah tanpa hambatan. Langkah demi langkah dapat dilalui dengan mudahnya. Namun apa daya itu semua hanya ada dalam kepala. Nyatanya ketika esok harinya tiba. Bahkan untuk menyentuhnya saja terasa berat. Seperti ilustrasi kasur sebelumnya.

Kita bahkan akan dihadirkan dengan semua hal yang dapat kita kendalikan dan yang tidak dapat kita kendalikan. Contoh ; Ibu meminta kita pergi ke rumah paman untuk mengambil barang pesanan Ibu yang ia titip kepada paman ketika ia pulang dari luar kota. Sedangkan kita sedang ingin mengerjakan aktivitas yang sudah direncanakan hari sebelumnya. Dan boom, suasana hati untuk mengerjakan aktivitas tersebut jadi rusak. sudah capek membangunnya hancur dengan hal yang tidak diduga. Mungkin dibeberapa keadaan dan dibeberapa orang hal ini tidak bekerja. Namun yang ingin aku ilustrasikan adalah mereka yang ada pada keadaan sebaliknya.

Kemudian jika hal tersebut berkenaan dengan hal yang berada dalam koridor kendali. Wah ini adalah tantangan yang sebenarnya. Menyelesaikan masalah dari dalam. Sesuatu yang terkadang sulit untuk dilakukan dan kebanyakan dari semua hal yang terjadi. Faktor internal yang banyak mempengaruhi dibanding faktor eksternal. Ya sekali lagi, aku rasa beberapa orang dapat dengan mudah menyelesaikannya. Jika sebaliknya siapa yang tahu?

Karena hal ini juga aku rasakan. Di awal aku berkata “Beberapa hari lalu aku merasa ada sesuatu yang salah pada diriku sendiri”. Ya aku sedang berada dalam pertempuran antara aku dan perasaanku sendiri untuk mengerjakan apa yang sudah aku mulai. Tapi ya seperti yang sudah aku sampaikan diatas, aku terperangkap dengan suasana hati yang sedang tidak mau untuk diajak kerja sama.

Mungkin jika aku gunakan kata lain selain dari suasana hati ini. Sepertinya hasrat cocok untuk menggambarkannya. Hasrat disini bukan hasrat dalam hal negatif ya. Melainkan hasrat untuk melakukan kegiatan yang positif. Mengerjakan skripsi misalnya. Atau bagaimana agar bisa lebih produktif dan naik level 1% setiap harinya.

Beberapa hari terakhir aku merasa kehilangan hasrat untuk melakukan kegitan-kegiatan seperti biasanya. Itu berawal karena mood yang sedang tidak baik dan berlanjut cukup lama. Alhasil apa yang aku rencanakan selesai sesuai jadwal malah mundur beberapa hari karena harus mengurusi suasana hati yang kadang tidak jelas. Dan tanpa aku sadari menggangu kehidupan sosialku. Aku membatasi diri, dan enggan untuk hadir atau singkatnya lagi mode hibernasi sejenak. Artinya orang lain bahkan sulit untuk menerima kabar dariku.

Aku hanya berkutat dengan maraton nonton donghua. Berharap dari situ aku mendapatkan perasaan yang lebih baik dari sebelumnya. Agar dapat menyelesaikan aktivitas harianku. Tapi yaa ternyata hingga 3 hari lamanya tidak ada perubahan. Hingga saat ini aku pun bingung tentang perasaanku sendiri. Aku tidak tau apa yang salah dari diriku ini. Barangkali peristiwa masa lalu yang menjadi sebab. Atau bisa jadi karena pikiran yang terlalu rumit dan tekanan yang ada dalam hidup yang tengah menimpaku, sepertinya. Entahlah, yang jelas aku seakan ingin mengatakan bahwa aku benci dunia ini. Aku ingin keluar dari semua keadaan yang membuat aku merasa tidak dapat mencapai kebebasaanku sendiri. Aku ingin hilang, tanpa jejak, dan kemudian dilupakan. Aku ingin sendiri, tapi aku merasa tidak sanggup sendiri. Ah entahlah.

Ternyata mengolah suasana hati juga perlu latihan ya. Semoga harimu tidak seperti diriku. Paling tidak lebih baik. Terima kasih sudah mendengarkan.

--

--

Rizky Rianto

Suka mengembara dalam pikiran, menikmati imajinasi dan bila sempat, menulis disana.