Kisah di halaman yang berbeda

Pertemuan singkat antara aku dan dirimu.

Rizky Rianto
2 min readJan 28, 2024
Photo by Peggy Sue Zinn on Unsplash

Pernahkah kau membayangkan? kita sebenarnya adalah kisah dalam buku yang sama? Namun berbeda halaman saja. Kau di halaman yang entah ke berapa dan aku yang entah di mana. Setiap hari lahir ribuan kisah yang bahkan tak terhitung jumlahnya. Ada kisah yang ditulis oleh-Nya dan ada pula kisah yang ditulis oleh mahkluk-Nya. Barangkali kau salah satunya.

Lalu dalam tangan-Nya buku itu dijilid, digenggam dan dilihat setiap harinya. Ribuan kisah dihadirkan, Ribuan cerita memenuhi setiap halaman yang ada. Dan kita hanya kisah kecil di antara kisah-kisah lainnya dalam buku yang luar biasa. Ada pula kisah yang sudah ditutup karena yang empunya kisah sudah dipanggil oleh-Nya. Menyisakan lembaran cerita untuk orang-orang di sekitarnya.

Aku dengan kisahku sendiri, berjalan setapak demi setapak. Melewati hari demi hari. Bertemu dengan banyak hal yang dengan kapasitas otak manusia tak bisa mengingat semuanya. Hanya beberapa momen saja yang mungkin dinilai penting dan berharga untuk diingat. Sisanya entah tertinggal di mana. Kemudian aku menulis ini. Mencoba peruntungan untuk bertemu denganmu lantaran karena ketidaksengajaan.

Sedangkan kau dengan kisahmu yang telah digariskan dan sekarang kau berusaha untuk merubahnya dengan kekuatan doa. Kau dengan orang-orang terkasihmu, keluarga, saudara, dan teman yang ada di sekelilingmu. Kau juga menulis sepenggal ceritamu. Lalu aku membacamu dengan cara yang sederhana. Membuka buku sembarang dan tiba di halamanmu. Kau sedang bercengkrama dengan bahagia padahal hatimu sedang terluka.

Membuka sembarang mencari peruntungan untuk bertemu dengan ketidaksengajaan itu yang kau alami juga. Kau menemukanku dalam lembaran cerita yang aku tulis di halaman kisahku. Aku juga menulis sepenggal tulisan ini yang ternyata tanpa sengaja kau baca. Yaa seperti itulah kita bertemu. Benar bukan, kita adalah kisah dalam buku yang sama hanya saja berada di halaman yang berbeda.

Seperti kanvas kita yang awalnya hanya titik kecil. Lambat laun, hari demi hari, tahun ganti tahun. Kanvas itu dengan sendirinya baik di sengaja atau tidak sengaja. Mulai terisi dengan tinta dan berbagai macam warna. Tak jarang juga ada coretan kesalahan yang tertuang di sana. Semuanya menjadi satu dan pada akhirnya kita akan melihat gambaran besar dari diri kita sendiri.

Jika kanvas itu adalah tempat untuk kita melukis diri kita sendiri. Halaman yang sebelumnya aku maksud juga sama. Di halaman itu beribu bahkan jutaan huruf yang telah tertulis dan akan terus berlanjut sampai selesai kisah kita didunia ini.

Pertemuan singkat yang terkadang menentukan apakah kau akan menetap atau hanya singgah sebentar. Kemudian berlalu begitu saja. Aku sedang bercerita bagaimana pertemuan kita terjadi lewat tulisan-tulisan kecilku.

--

--

Rizky Rianto

Suka mengembara dalam pikiran, menikmati imajinasi dan bila sempat, menulis disana.